The Message of the Quran
Oleh : Muhammad Asad
Berat : 4.00 kg
Tahun : 2017
Halaman : 1484
ISBN : 9789794338322
Penerbit : Mizan
Harga : Rp920.000
Sinopsis9 Kelebihan Tafsir The Message of the Quran
- Ringkas-mendalam: membantu memahami isi Al-Quran kapan dan di mana saja.
- Praktis: bisa dipakai mengaji dan mengkaji pada waktu yang sama (teks Al-Quran, terjemahan, dan tafsirnya disajikan dalam satu halaman).
- Ditulis berdasarkan riset puluhan tahun atas berbagai tafsir tradisional, hadis, sejarah Rasul, dan penelitian bahasa Arab di kalangan suku Badui Arabia, yang dipercayai masih memelihara tradisi berbahasa Arab yang paling dekat dengan bahasa Arab yang dipakai pada zaman Rasulullah Saw.
- Merujuk kitab-kitab tafsir klasik maupun modern yang sudah diakui: Al-Thabarî, Ibn Katsîr, Al-Zamakhsyarî, Al-Râzî, Al-Baghawî, Al-Baidhâwî, Muhammad ‘Abduh, dll.
- Menjadikan Al-Quran sebagai kumpulan Kalam Allah “yang hidup” dan masuk akal sehingga relevan dengan konteks kekinian.
- Lebih memungkinkan pemahaman atas ajaran Islam dan pembangunan peradaban Islam yang progresif dan terbuka, tetapi pada saat yang sama tetap autentik.
- Menyediakan rujuk silang antarayat Al-Quran yang satu tema (sesuai metode tafsîr Al-Qur’ân bi Al-Qur’ân: ayat Al-Quran ditafsirkan dengan ayat Al-Quran lainnya).
- Dilengkapi dengan Indeks Istilah dan Indeks Nama yang memudahkan pencarian kata dan topik tertentu.
- Sudah diterjemahkan ke berbagai Bahasa: Swedia, Turki, Jerman, Indonesia dan telah membantu banyak orang di Barat maupun Timur untuk memahami ajaran Islam dengan lebih baik.
“Al-Quran diturunkan untuk manusia berakal dan menyeru kepada pembacanya untuk berpikir. Tafsir ini unik, mungkin satu-satunya di dunia. Penulisnya adalah seorang Muslim mualaf Eropa yang bertahun-tahun tinggal bersama suku-suku Baduy Arab untuk mempelajari Bahasa Arab yang dianggap paling murni dan mendekati bahasa ketika Al-Quran diturunkan. Dengan demikian, terciptalah suatu tafsir yang memadukan pemikiran modern yang kritis dan rasional, dengan kecermatan menjaga kesahihan pemaknaan Al-Quran berdasarkan pemahaman Bahasa Arab yang mendalam.”
—K.H. Miftah Faridl, Cendekiawan Muslim
“… Leopold Weiss, seorang wartawan dan pengarang ternama dari Austria; dahulunya dia beragama Yahudi, lalu masuk Islam. Pengetahuannya tentang Islam, pandangan hidup dan keyakinannya dia tulis dalam berbagai buku. Di antara buku yang ditulisnya itu terpaksa [dialihbahasakan] ke dalam bahasa Arab, untuk diketahui oleh orang-orang Islam sendiri di negeri Arab, yang telah Islam sejak turun-temurun. Bahkan, pada waktu dia menyatakan pendapatnya tentang dajal di dalam suatu majelis yang dihadiri oleh Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Bulaihid, maka beliau ini telah menyatakan kagumnya dan mengakui kebenarannya. Namanya setelah Islam ialah Muhammad Asad.”
—Buya HAMKA, mufasir-sastrawan terkemuka,
Ketua MUI Pertama: dalam Tafsir Al-Azhar, Juz 1, Surah Al-Baqarah [2]: 62
“Muhammad Asad adalah di antara mufasir kontemporer yang mampu menghubungkan alam pikiran klasik yang berkembang dalam peradaban Islam dengan suasana kekinian yang sarat dengan tantangan.”
—Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah
“Dengan interpretasi rasional yang dipengaruhi Muhammad ‘Abduh, jadilah The Message of the Quran ini tidak saja sebagai translation and explanation (terjemahan dan penjelasan), tetapi sebuah tafsir menawan, rasional, dan ‘berani’, dengan pilihan kata yang akurat, yang disandarkan pada referensi-referensi otoritatif, plus informasi-informasi luar yang mungkin tidak ditemukan dalam tafsir-tafsir Al-Quran lainnya.”
—Prof. Dr. Afif Muhammad, guru besar Tafsir-Hadis UIN Bandung
“Muhammad Asad adalah cendekiawan Muslim-Eropa yang paling berpengaruh pada abad ke-20. Dia telah memberi kontribusi penting dalam semua bidang ilmu keislaman; Al-Quran, Sunnah, yurisprudensi, teori sosial, dan sejarah. The Message of the Quran karyanya, tidak diragukan lagi, merupakan terjemahan Al-Quran yang paling berhasil pada zaman kita ini.”
—Murad Wilfried Hofmann, Diplomat Republik Federal Jerman,
penerima penghargaan Islamic Personality of the Year (2009)
dari Dubai International Holy Quran Award
“Saya membaca tafsir Al-Quran oleh Muhammad Asad ini mengandung relevansi yang kuat terhadap realitas problematik dalam ranah kehidupan umat Islam, khususnya, dan kemanusiaan, pada umumnya. Tafsir ini mencerahkan!”
—Masdar F. Mas’udi, Ketua PBNU
“The Message of the Quran adalah sebuah tafsir Al-Quran yang baik dan menarik. Senang sekali saya bahwa tafsir ini sekarang diterbitkan oleh Mizan. Muhammad Asad asal Austria ini sudah mempelajari juga bahasa Arab pedalaman … dan banyak mengacu kepada Muhammad ‘Abduh, Al-Zamakhsyarî, dan Al-Râzî, ketiganya termasuk mufasir yang rasional. Diharapkan, tafsir ini dapat memberi warna tersendiri dalam memperkaya pengertian kita tentang Al-Quran dan tafsirnya.”
—Ali Audah, ulama-cendekiawan, penerjemah Sejarah Hidup Muhammad karya Haekal
“Lahir di Austria dari keturunan rabi Yahudi taat, kaya, dan terpelajar; fasih bahasa dan kitab-kitab suci Ibrani; masuk Islam pada 1926; menetap 39 tahun di lingkungan istana raja-raja dan kalangan terpelajar Islam, baik di Timur Tengah maupun di Anak Benua India, khususnya Pakistan; dan, di atas semuanya, pernah tinggal bertahun-tahun di tengah-tengah suku Badui yang masih mewarisi semantik bahasa Arab dari masa dan lingkungan Rasulullah, jarang orang yang memiliki kelengkapan intelektual istimewa untuk menjadi penerjemah-penafsir Al-Quran seperti Muhammad Asad (1902-1992). Asad mengerjakan The Message of the Quran (1980) dengan tekad menangkap seteliti mungkin diksi, denotasi, alusi, konotasi, dan pelbagai nuansa bahasa Al-Quran agar dia dapat memberikan terjemahan/tafsir terbaik dari kitab suci ini ke dalam bahasa Inggris. Umat Islam Indonesia patut menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya kepada Penerbit Mizan atas upayanya menampilkan karya utama ini dalam bahasa Indonesia.
—Mochtar Pabottingi, peneliti LIPI
“Baru ketika kutemukan terjemahan Al-Quran yang lebih baik, terutama karya Muhammad Asad dan Maududi, aku merasakan getaran gairah kegembiraan: sebab, akhirnya kusadari ada yang Ilahi di sini, yang bukan sekadar menyampaikan pesan bagi orang lain, melainkan Tuhan yang benar-benar berbicara kepadaku. Al-Quran adalah teks yang menuntut kajian yang terus-menerus—ia memiliki makna-permukaan dan makna yang lebih dalam, dan isyarat-isyarat yang hanya bisa ditangkap oleh orang-orang yang berwawasan istimewa. Orang bisa mengkajinya sepanjang hayat, dan tetap saja menemukan sesuatu yang baru setiap hari.”
—Ruqayyah Waris Maqsood (Rosalyn Rushbrook),
mualaf, cendekiawan, dan penulis buku-buku Islam asal Inggris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar